Agam – Jika biasanya masyarakat akan mendatangi mesjid atau mushalla untuk menukarkan kupon daging kurban, berbeda dengan masyarakat Jorong Sitingkai, Nagari Koto Rantang, Kecamatan Palupuah, Kabupaten Agam.
Masyarakat di sana akan datang ke dan berdiri berjejer di sepanjang jalan dengan disediakan kantong kosong.
Pembagian daging kurban kemudian dilakukan dengan panitia yang berjalan di tengah dan membagikan daging ke dalam kantong tersebut satu per satu.
Kegiatan ini disebut sebagai ‘manampuang’, yang sudah menjadi aktivitas yang dilaksanakan turun-temurun sejak lama sekali.
“Manampuang merupakan kearifian lokal kami di sini, tradisi ini sudah berlangsung sejak dahulunya,” ujar salah seorang tokoh pemuda Sitingkai, Afriadil, pada Sabtu, 1 Agustus 2020.
Dijelaskannya lagi, di Jorong Sitingkai, selama ini pembagian daging kurban tanpa menggunakan kupon. Hal itu dimaksudkan agar masyarakat setempat terpancing untuk mendatangi lokasi pembagian daging kurban.
“Kalau pakai kupon, tentu tidak semua masyarakat yang datang, hanya perwakilan saja. Jadi kalau dengan cara menampuang seluruhnya akan datang, baik anak-anak maupun orang tua,” jelasnya.
Kegiatan ini memang dimaksudkan untuk dapat mempererat tali silaturahmi sesama masyarakat, yang dipertemukan pada kegiatan pembagian kurban tersebut, serta untuk memupuk rasa kebersamaan.
Menurut keterangan Afriadil, selama ini masyarakat tidak pernah protes dengan pembagian daging tersebut karena semua masyarakat yang datang mendapatkan jataah daging kurban sama banyaknya.