Jakarta – Kementerian Agama (Kemenag) melalui Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (Dirjen PHU) Hilman Latief menyampaikan bahwa visa umrah bagi jemaah dari luar Arab Saudi telah mulai diterbitkan sejak Selasa (10/6/2025).
Jemaah nantinya dapat mengakses izin pelaksanaan umrah melalui aplikasi Nusuk mulai Rabu (11/6/2025).
“Musim umrah 1447 H resmi dimulai hari ini dengan diterbitkannya visa bagi jemaah dari luar Arab Saudi. Mulai besok, izin umrah bisa diakses melalui aplikasi Nusuk,” kata Hilman di Jakarta, Senin (30/6/2025).
Meski disambut antusias, pengumuman ini juga menyertakan sejumlah aturan baru.
Salah satunya adalah Hotel wajib memiliki izin resmi atau Tasreh, baik dari Difa’ Madani (Pertahanan Sipil Arab Saudi) maupun dari Kementerian Pariwisata Arab Saudi.
Hotel yang tidak terdaftar dalam sistem Nusuk tidak dapat digunakan untuk pengajuan visa.
Ini mengharuskan jemaah memastikan biro perjalanan atau PPIU (Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umrah) yang dipilih bekerja sama dengan hotel tersertifikasi.
Langkah ini diambil untuk meningkatkan standar keamanan, kenyamanan, dan pelayanan serta mendorong tertib administrasi penyelenggara perjalanan ibadah umrah.
Bagi masyarakat Indonesia, pendaftaran umrah wajib dilakukan melalui PPIU resmi dengan izin Kemenag RI.
Langkah-langkahnya antara lain memilih travel umrah yang terdaftar di aplikasi SISKOPATUH Kemenag, mengunjungi kantor travel atau mendaftar daring, melengkapi dokumen seperti KTP, paspor, KK, akta lahir (anak), dan surat nikah (jika berpasangan), membayar biaya umrah (DP dan pelunasan), mengikuti manasik atau bimbingan, serta memantau tanggal keberangkatan.
Kemenag mengingatkan agar jemaah tidak mudah tergiur harga murah tanpa logika yang jelas, agar terhindar dari potensi penipuan.
Merujuk KMA No. 1021 Tahun 2023, biaya referensi umrah ideal adalah mulai dari Rp23 juta. Namun, harga bisa bervariasi berdasarkan durasi, musim, dan fasilitas.
Kemenag juga merinci jenis paket dan kisaran biaya umrah. Paket reguler 9–11 hari diperkirakan Rp24–29 juta, premium (plus Turki/Dubai) 12–15 hari Rp28–39 juta, dan spesial Ramadan/Jumat 10–15 hari Rp32–100 juta.
“Faktor penentu harga meliputi: hotel (jarak dan kualitas), maskapai, transportasi lokal, dan layanan makan. Pada musim puncak seperti Ramadan dan awal tahun Islam, harga bisa melonjak hampir dua kali lipat,” kata Kemenag.
Demi persiapan finansial yang matang, Kemenag memberi tips seperti membuat tabungan khusus umrah dengan menyisihkan Rp1–2 juta per bulan, memanfaatkan tabungan umrah syariah, mengurangi pengeluaran konsumtif, memanfaatkan arisan atau program cicilan, serta memantau promo travel dan maskapai.
“Umrah bukan hanya soal mampu berangkat, tapi juga kesiapan hati dan finansial,” tegas Kemenag.
Aplikasi Nusuk, yang diberlakukan Arab Saudi sejak 2023, menjadi portal tunggal untuk seluruh perizinan umrah.
Aplikasi ini, tersedia dalam banyak bahasa termasuk Indonesia, memungkinkan pemesanan hotel bersertifikat, penerbitan izin masuk Masjidil Haram dan Nabawi, penjadwalan ibadah, hingga layanan informasi 24 jam.
Meskipun kebijakan baru ini menjadi tantangan bagi sebagian jemaah, hal ini juga dianggap sebagai peningkatan kualitas pelayanan dan bentuk perlindungan.
Penyelenggara perjalanan umrah juga telah melakukan adaptasi cepat, termasuk memastikan kerja sama dengan hotel berizin dan membuka layanan konsultasi daring untuk mengecek kelayakan akomodasi dan status visa jemaah.
Dengan dibukanya musim umrah 1447 H, umat Islam kembali memiliki kesempatan untuk menunaikan ibadah, namun dengan proses yang menuntut lebih banyak kesiapan, ketelitian, dan pemahaman regulasi.
Semua kebijakan baru ini, dari sistem visa digital hingga akomodasi berizin, bertujuan menciptakan pengalaman ibadah yang lebih nyaman, aman, dan bermartabat.
