Pekanbaru – Proyek Jalan Tol Lingkar Pekanbaru (Junction Pekanbaru – Bypass Pekanbaru) sepanjang 30,5 kilometer, yang merupakan bagian dari jaringan Jalan Tol Pekanbaru-Rengat, diharapkan mampu menjadi penggerak ekonomi dan sosial masyarakat di Kota Pekanbaru dan Kabupaten Kampar.
Proyek strategis ini dirancang untuk meningkatkan konektivitas melalui pembukaan akses yang lebih luas dan penciptaan peluang ekonomi baru.
Adjib Al Hakim, Executive Vice President Sekretaris Perusahaan Hutama Karya, menegaskan komitmen perusahaannya dalam mendukung transformasi sosial ekonomi melalui pembangunan infrastruktur berkelanjutan.
Dia menyebut setiap proyek infrastruktur memiliki tanggung jawab sosial yang besar, bukan hanya menghubungkan wilayah, tetapi juga menghubungkan harapan masyarakat dengan peluang ekonomi yang lebih baik.
Proyek ini nantinya akan tersambung dengan Tol Pekanbaru-Dumai dan Tol Pekanbaru-Bangkinang-XIII Koto Kampar, menciptakan ekosistem transportasi yang memungkinkan distribusi barang dan jasa lebih efisien, sekaligus membuka isolasi geografis.
Wilan Oktavian, Kepala Badan Pengatur Jalan Tol Kementerian PU, menyatakan pentingnya integrasi koridor ini dalam ekosistem transportasi nasional, saat mendampingi kunjungan kerja Komisi V DPR RI di Riau, Juni 2025. Ia menambahkan, ruas Tol Pekanbaru-Dumai sebagai koridor utama Jalan Tol Trans Sumatera akan tersambung dengan koridor pendukungnya, yakni ruas Tol Pekanbaru-Padang.
Proyek ini melintasi wilayah strategis di Kota Pekanbaru, meliputi Kelurahan Muara Fajar, Rumbai Bukit, Agrowisata, Palas, dan Sri Meranti, serta di Kabupaten Kampar yang mencakup Desa Karya Indah, Rimbo Panjang, Tarai Bangun, dan Kualu.
Hal ini diharapkan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi lokal dan membuka peluang investasi di kawasan yang dilalui.
Proyek Jalan Tol Lingkar Pekanbaru telah memberikan dampak positif langsung terhadap perekonomian lokal melalui penyerapan tenaga kerja yang signifikan.
Kehadiran proyek ini mendorong tumbuhnya usaha-usaha pendukung seperti warung makan, bengkel, dan toko material bangunan yang melayani kebutuhan pekerja konstruksi, menciptakan ekosistem ekonomi yang saling menguatkan.
Proyek ini dirancang memiliki lebar 3,6 meter per lajur dengan dua lajur tiap jalurnya dan desain kecepatan maksimal 100 km/jam.
Akses masyarakat akan dipermudah dengan tiga pintu masuk dan keluar di Rimbo Panjang, Jalan Siak, dan Muara Fajar. Infrastruktur penting di ruas ini mencakup jembatan utama sepanjang 97,5 meter dengan total panjang jembatan 200 meter yang melintasi Sungai Siak.
Fasilitas pendukung berupa rest area Tipe A akan dibangun, dilengkapi dengan berbagai fasilitas yang terintegrasi dengan produk lokal.
Merespon masukan dari masyarakat Desa Karya Indah terkait akses jalan lokal, Hutama Karya berkomitmen melakukan perbaikan infrastruktur yang terdampak.
Saat ini, solusi efektif sedang disusun untuk memastikan akses Jalan Pemuda tetap optimal, termasuk pembangunan jalan alternatif dan perbaikan sistem drainase.
Koordinasi intensif dengan pemerintah daerah dan tokoh masyarakat terus dilakukan untuk mencari solusi terbaik yang mengakomodasi kepentingan semua pihak.
Sebagai bentuk tanggung jawab sosial, Hutama Karya akan rutin mengadakan dialog bulanan dengan masyarakat untuk memastikan aspirasi warga tertampung dengan baik.
Hutama Karya menyadari bahwa setiap proyek infrastruktur memiliki tantangan tersendiri, termasuk dalam hal pembebasan lahan dan koordinasi dengan masyarakat.
Perusahaan berkomitmen untuk menyelesaikan setiap tantangan melalui pendekatan yang humanis dan berkelanjutan, dengan tetap memperhatikan kepentingan masyarakat lokal. Adjib Al Hakim menambahkan, pihaknya terus berupaya menyelesaikan proyek ini tepat waktu dengan tetap memperhatikan aspek sosial dan lingkungan.
“Setiap keputusan yang kami ambil selalu mempertimbangkan dampak jangka panjang terhadap masyarakat,” ujarnya.
Penyelesaian proyek ini diproyeksikan akan mengubah lanskap ekonomi Riau secara fundamental, serta menjadi katalis bagi pengembangan kawasan industri dan pariwisata di sepanjang koridor, menciptakan lapangan kerja berkelanjutan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara menyeluruh.
Hingga saat ini, Hutama Karya telah membangun Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) sepanjang kurang lebih 1.235 km, termasuk ruas yang beroperasi maupun dalam tahap konstruksi.
Beberapa ruas tol yang telah beroperasi penuh antara lain: Tol Bakauheni – Terbanggi Besar (140 km), Tol Terbanggi Besar – Pematang Panggang – Kayu Agung (189 km), Tol Palembang – Indralaya (22 km), Tol Indralaya – Prabumulih (64 Km), Tol Betung – Jambi Seksi 3 (Bayung Lencir – Tempino) (33,6 Km), Tol Bengkulu – Taba Penanjung (16,725 km), Tol Pekanbaru – Dumai (132 km), Tol Medan – Binjai (17 km), Tol Binjai – Langsa Seksi Binjai – Pangkalan Brandan (58 km), Tol Pekanbaru – XIII Koto Kampar (55,4 Km), Tol Padang – Sicincin (35,45 Km), Tol Indrapura – Kisaran (48 km), Tol Kuala Tanjung – Tebing Tinggi – Sinaksak (91 km), dan Tol Sigli Banda Aceh Seksi 2 – 6 (49 km).