
TANAH DATAR, KABARSUMBAR – Untuk menekan angka kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Tanah Datar, Dinas Kesehatan setempat gencarkan program gerakan satu rumah satu Jumantik (Juru Pemantau Jentik).
Program itu untuk menekan angka kasus (DBD) di Kabupaten Tanah Datar yang jumlah pasiennya hingga awal Februari 2019 mencapai angka 24 kasus.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Tanah Datar pada pada tahun 2017 lalu ditemui 230 kasus, dan tahun 2018 terjadi penurunan kasus sebanyak 147 orang. Sedangkan per Februari 2019 ini sudah mencapai 24 kasus.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Datar Yesrita Zenrianis kepada kabarsumbar, Rabu (06/02) di Batusangkar membenarkan jika kasus DBD hingga per Februari 2019 sudah mencapai 24 kasus. Dan yang paling banyak di temui di kecamatan Lima Kaum selama kurun waktu 2017-2018.
Ia mengatakan, salah satu faktor penyebab DBD ini adalah perubahan cuaca, dan untuk mengantisipasi wabah DBD tidak meluas, pihaknya gencar melaksanakan program Jumantik.
“Yang paling penting dilakukan adalah PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk plus Menguras, Menutup, Memantau dan Menimbun (3M Plus) menjadi upaya Dinas Kesehatan untuk mencegah DBD,” ucap Yesrita.
Yesrita juga menambahkan, langkah promotif dan preventif sudah dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan secara rutin melalui penyuluhan kepada masyarakat, pelatihan kader jumantik, abatisasi, dan pemeriksaan jentik berkala.
Kadis Yesrita juga mengimbau masyarakat untuk melakukan PSN secara berkesinambungan. Menurut dia, PSN adalah pemberantasan jentik dan nyamuk Aedes aegepty paling efektif dan efisien. Penghuni rumah bertindak secara mandiri sebagai juru jumantik.
“Kami tidak menyarankan fogging fokus. Menurutnya, fogging ini hanya membunuh nyamuk dewasa dan bertahan tiga hari, dan yang sangat penting adalah kesadaran masyarakat menjaga lingkungan agar tetap bersih dan memperhatikan genangan air,” ujarnya. (Ddy)